........
4. Kumbang Daun (Epilachna sp.)
4. Kumbang Daun (Epilachna sp.)
Salah satu species yang merusak tanaman cabai adalah Epilachna varivestis, yang sinonimnya E. corrupta. Kumbang ini dikenal dengan nama unnum mexican bean beetle. Selain menyerang tanaman cabai, hama ini juga merusak tanaman kentang, takokak, kecubung, dan tanaman timun-timunan (Cucurbitaceae).
Serangan kumbang daun ini menyebabkan daun berlubang-lubang, sedangkan serangan larvanya menyebabkan permukaan daun berbentuk seperti jala karena bagian daun di antara tulang daun habis dirnakan larva. Daun yang terserang menjadi berwarna kuning kecokelatan kemudian mengering. Telur berbentuk lonjong, berwarna kuning, dan pamangnya ± 1,4 mm. Lamanya staciia telur sekitar 15 hari, stadia larva 20-30 hari, dan imago dapat hidup dua butan atau lebih, ber- gantung pada ketersediaan makanan. Betina dewasa dapat bertelur lebih dari 800 butir. Pengendalian yang mungkin dilakukan adalah penanaman cabai secara serentak dan penyemprotan dengan larutan insektisida jika populasinya sudah cukup tinggi.
5. Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus).
Tungau merusak daun, pucuk tanaman, dan tunas muda. Bagian yang terserang tumbuh tidak normal, terjadi perubahan warna, dan akhmya pucuk atau daun mengerupuk dan mengeriting. Bentuk tungau mirip laba-laba, berukuran kurang dari 1 mm. Tungau dewasa berwarna merah dan yang muda berwarna putih kekuningan, Tungau muda yang baru menetas berwarna merah iambu dan mengalami beberapa kali pergantian kulit. Selongsong kulitnya menempel pada daun. Siklus hidupnya diselesaikan dalam waktu sekitar 1 5 hari. Pada musim hujan populasj tungau akan menurun. Usaha pengendalian dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan acansida atau insektisida yang bersifat racun kontak.
6. Belalang (Valanga nigricornis)
Belalang termasuk serangga hama yang ber- sifat polifag (memakan bermacam-macam jenis atau famili tumbuhan). Belalang tidak hanya merusak tanaman cabai di pesemaian, tetapi juga merusak tanaman yang baru dipindahkan ke lapangan. Belalang akan sangat merusak terutama jika serangannya dilakukan secara berkelompok. Apabila menyerang tanaman pada pesemaian tanaman, biasanya belalang memutuskan tunas- tunas kotiledon sehingga bibit tanaman cabai tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau bahkan dapat menyebabkan kematian, pada tanaman yang bam dipindahkan dari ternpat pesemaian ke lapangan, biasanya belatang memutuskan tanaman cabai muda sehingga tanarnan tidak akan dapat turnbuh secara normal. Siklus hidup belalang terdiri dari telur, nimfa, dan imago. Nimfa (serangga muda) dan imago (serangga dewasa) menyerang tanarnan cabai di lapangan sæara bersarna-sarna dan hidup pada habitat yang sama pula sehingga pengendalian atau pernusnahnya dapat dilakukan sekaligus bersama-sarna. Pengendalian dilakukan dengan cara me- lindungi pesernaian tanarnan cabai dari gangguan belalang. Tanaman yang barti dipindahkan ke lapangan sebaiknya disemprot insektisida yang bersifat sistematik, racun perut, racun kontak, atau campuran dari ketiga racun tersebut atau dengan menaburkan insektisida butiran di permukaan tanah.
7. Lalat Buah (Dacus dorsalis)
Lalat buatl mempunyai nama urnum oriental fruit fly. Selain menyerang buah cabai, hama ini Juga menyerang mangga, pisang, jeruk, belimbing, kopi, melon, dan pepaya. Akibat serangan dari Valat ini. buah cabai akan mengalarni salah bentuk atau gugur sebelum masak. Organisme pem- busuk biasanya akan masuk melalui Iuka dan menyebabkan kuahtas buah menjadi sangat rendah. Serangan lalat buah yang berat akan menurunkan produkst buah 50 sampai 80 persen. Telur lalat berbentuk oval dengan panjang 1 mm dan lebarnya 02 mm, Telurnya diletakkan di luar kulit buah pada kedalaman kira-kira 6 mm. Satu atau dua hari kernudian, telur akan menetas dan menuadi larva yang kernudlan akan mengoyak daging buah. Setelah turrbuh serrpurna, pangang larva dapat mencapat 10 mm. Kemudian, larva akan menjadl pupa, pindah dan berada di bawah permukaan tanah dengan kedalaman 1-5 cm. Siklus lalat buah, dan telur sampai imago diselesalkan selama 25 hari. Usaha pengendalian meliputi pernusnahan buah cabai yang sudah gugur dan mengandung larva dengan menyemprotkan insektisida dengan bahan aktlf niflutrin, prefenofos, dan frottofos.
H. Penyakit Bercak Daun
Penyebab penyakit ini ialah cendawan Cercospora spp. Tanarnan cabai yang terserang cendawan ini, pada daunnya akan timbul bercak- bercak kecil. Lama-kelamaan, bercak-bercak kecil ini akan membesar, dan akhirnya daun cabal akan berguguran. Penyakit ini dikembang- kan dengan sangat cepat, terutama pada musim hujan, Serangan yang ringan hanya akan mengurangi produksi buah cabai, sedangkan pada serangan yang berat akan dapat memati- kan tanaman. Pengendalian dilakukan dengan mengatur jarak tanam, pemangkasan daun-daun yang telah terserang dan membakamya, serta penyemprotan dengan fungisida.