...................
8. Penyakit Busuk Daun
Sumner : ir. Iskandar hadiyanto, 2002, bertanam cabai.
8. Penyakit Busuk Daun
Penyakit ini sering disebut juga penyakit patik atau sentik. Penyebab utamanya ialah beberapa macam jamur, yaitu Fusarium sp, Phytopthora sp, dan beberapa macam cendawan sekunder seperti Rhizopus sp. Gejala serangan ditandai dengan membusuknya daun cabai yang berada di dekat permukaan tanah. Percikan air hujan, suhu, dan kelembapan yang tinggi akan mempermudah cendawan menjalar ke bagian tanaman yang lain.
Pembusukan daun akan menjalar,kemudian akan membusukkan ranting, terutama pada musim hujan. Pada cuaca kering, daun yang busuk akan mengenng dan kelihatannya tanaman akan segera sembuh. Akan tetapi, jika pada malam harinya turun hujan, tanaman cabai yang kelihatannya sernbLlh ini akan terserang lebih berat daripada serangan sebelumnya. Pada serangan ringan, produksi buah akan menurun karena cendawan bukan hanya merusak daun, melainkan juga ranting, bunga, dan daun bunga. Pada serangan berat, tanaman cabai akan mati. Pengendalian dilakukan dengan mengatur jarak tanam, pemangkasan bagian tanaman yang telah terserang, sanitasi lapangan, dan penyemprotan dengan fungisida.
9. Penyakit Busuk Akar
Penyebab penyakit ini adalah kondisi tanah yang buruk atau karena serangan cendawan phythium. Tanaman yang terserang menunjuk- kan gejala terhentinya pertumbuhan tanaman, kemudian tanaman layu atau daunnya berguguran walaupun keadaan di sekitar tanaman cukup lembap. Akar tanarnan yang terserang biasanya membusuk. Jika akar yang terserang sudah cukup kuat cendawan akan menjalar ke batang sehingga batang tanaman akan membusuk dan mati. Penyebaran penyakit ini melalui aliran air tanah atau air hujan. Pengendalian dilakukan dengan pengaturan tata air yang baik, pernusnahan tanaman yang terserang, dan penyemprotan dengan larutan fungisida.
10. Penyakit Busuk Buah
Patogen penyebab penyakit ini adalah cendawan Colletotrichum nigrum. Buah yang terserang akan gugur. Kadang-kadang patogen menyerang pucuk dan ranting cabai. Patogen menyerang buah di lapangan atau di tempat penyimpanan. Buah yang terserang di tempat penyimpanan mutunya menurun, biasanya konsumen tidak menyukai buah yang sudah terserang patogen ini. Pengendalian di lapangan dilakukan dengan cara bercocok tanam yang baik, jarak tanam teratur, pengaturan tata air yang baik, pernusnahan buah yang sudah terserang, serta penyemprotan dengan larutan fungisida yang aman. Pengendalian di tempat penyimpanan dilakukan dengan memisahkan buah yang sehat dan buah yang sakit, serta tidak menyimpan cabai di tempat yang lembap dan tertutup. penyimpanan buah cabai sebaiknya di tempat yang kering dan berventilasi.
11. Penyakit Virus Keriting dan Virus Mosaik.
Tanaman cabai yang masih lemah sangat mudah terserang Virus keriting dan virus mosaik. penambahan TSP disertai virus lain secara seirnbang, kadang-kaciang dapat memulihkan tanaman cabai yang sudah terserang virus. Virus menyebar melalui persentuhan antar tanaman yang sakit dengan tanaman yang masih sehat, atau dengan perantaraan vektornya (kutu daun, tungau, trips, dan siput). Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, perawatan tanaman yang baik, dan pemberantasan hewan yang menjadi vektor.
Sumner : ir. Iskandar hadiyanto, 2002, bertanam cabai.